Lokasi Anda saat ini adalah:Tembaga Mulia Semanan > Lifestyle
Peta Lokasi Bank Sampah Bisa Diakses di JSS (seri 2-habis)
Tembaga Mulia Semanan2025-03-22 07:49:43【Lifestyle】8rakyat jam tangan
Perkenalanrtp area 188 slotMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Untuk memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah anorganik, maka diharapkan setiap rumah tangga me score808 indonesia
Untuk memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah anorganik,score808 indonesia maka diharapkan setiap rumah tangga menjadi nasabah bank sampah di wilayah masing-masing. Ada sekitar 516 bank sampah di Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah memetakan sebaran lokasi bank sampah. Peta lokasi bank sampah di Kota Yogyakarta dapat diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS) dan website https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id/page/index/peta-sebaran-bank-sampah-di-kota-yogyakarta .
“Kami memiliki website dan termasuk di JSS titik-titik bank sampah di Kota Yogyakarta sudah terpetakan. Setidaknya satu RW ada satu bank sampah,” kata Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto.
Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan forum bank sampah tingkat kota, kemantren dan kelurahan terkait gerakan zero sampah anorganik. Terutama terkait jenis-jenis sampah anorganik yang dapat disetorkan ke bank sampah. Mengingat ada beberapa bank sampah yang dapat mengelola sampah anorganik seperti plastik bekas kemasan produk seperti kopi dan sebagian bank sampah tidak mampu.
Sugeng mencontohkan sampah anorganik yang bisa dibawa ke bank sampah seperti kertas, kantong plastik kresek dan tutup botol. Menurutnya terkadang sebagian masyarakat menganggap sampah kemasan sachet seperti sampo adalah sampah residu. Tapi ada bank sampah yang bisa menggunakan sampah residu kemasan plastik tersebut untuk ecobrick dan sebagainya
“Kadang-kadang masyarakat ketika ada botol langsung dijual utuh. Tapi bagi kelompok bank sampah, tutup botol ada yang dibuat menjadi tas. Ini adalah suatu bentuk gerakan afirmasi dari masyarakat,” paparnya
Menurutnya penyetoran sampah anorganik ke bank sampah menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan. Termasuk menjadi wahana interaksi masyarakat untuk bertukar pikiran terkait pengelolaan sampah. Lewat bank sampah juga bisa meningkatkan kehidupan sosial di masyarakat. “Intinya ayo bareng-bareng memilah sampah. Kalau mau lebih detail, sampah anorganik pemilahannya yang diperbanyak,” ujar Sugeng.
Dia menyebut sebagai bentuk apresiasi bagi bank sampah, DLH Kota Yogyakarta membeli produk-produk dari bank sampah. Misalnya tas dari bahan plastik bekas dibeli sekitar Rp 200 ribu. Produk itu sebagai bentuk percontohan yang ditempatkan di galeri produk daur ulang sampah di Kantor DLH Kota Yogyakarta.
Dengan gerakan zero sampah anorganik, DLH Kota Yogyakarta akan menyiapkan tempat sampah terpilah di beberapa tempat publik. Sugeng menyatakan menyiapkan tempat sampah terpilah dengan warna berbeda-beda. Setiap warna akan diberi label sesuai jenis sampah yang bisa dibuang di tempat sampah itu. “Tempat sampah bisa kita siapkan seperti di ruang terbuka hijau publik. Kami siapkan tiga tempat sampah merah hijau kuning, silahkan dipilah sesuai dengan kondisi sampah,” imbuhnya.
Sedangkan sampah yang mengandung bahan berbahaya beracun (B3) seperti masker, batu baterai, obat-obatan, lampu bekas dan sampah elektronik dapat dibawa ke dropbox sampah B3. DLH Kota Yogyakarta menyediakan dropbox sampah B3 di beberapa lokasi yaitu di kompleks Kantor DLH Kota Yogyakarta, depo Mandala Krida, TPS Gedongkiwo, Depo Nitikan, Depo Utoroloyo dan kompleks Balai Kota Yogyakarta.
Pengelolaan sampah anorganik juga dilakukan di sektor seperti pasar, rumah sakit dan pelaku usaha. Sugeng menuturkan pemilahan sampah organik tidak hanya di rumah tangga, tapi juga pasar dan tempat-tempat wisata. “Jika gerakan ini menjadi suatu gerakan massif, maka sampah anorganik bisa zero atau habis di sumbernya. Harapannya itu,” ucap Sugeng.
Untuk mewujudkan gerakan zero sampah anorganik tentu tak mudah. Terutama mengubah budaya pengelolaan sampah dari sebelumnya hanya kumpul, angkut dan buang menjadi memilah, mengurangi, memanfaatkan dan mendaur ulang. Namun jika tidak ada aksi nyata mengelola sampah, pada saat nanti transisi TPA Piyungan tak mampu menampung lagi, tentu masyarakat akan lebih susah. Kolaborasi bersama masyarakat sangat dibutuhkan karena sampah tanggung jawab kita semua. Mari bersama kelola sampah, pilah sampah.(Tri)
Besar!(55114)
Artikel sebelumnya: Warga Mangkukusuman Berkomitmen Wujudkan Kampung Panca Tertib
Artikel selanjutnya: HUT PDAM Tirtamarta ke 102: Tingkatkan Semangat dan Komitmen
Berita terkait
- Kesetaraan Pola Asuh Keluarga Lahirkan Perempuan Mandiri dan Tangguh
- Bank Sampah Induk Miliki Peluang Kerja Sama dengan Swasta
- Dukung Validitas Data, Parameter Kemiskinan Perlu Diperbarui
- Touring KORPRI Kota Yogya Jaga Silaturahmi Eratkan Solidaritas
- 76 ASN Luar Kota Ikut Upacara Hari Kelahiran Pancasila Di Balaikota Yogya
- Pemerintah Kota Yogyakarta Klarifikasi Modus Penipuan Mengatasnamakan Penjabat Wali Kota Yogyakarta
- Musrenbang Kemantren Jetis Prioritaskan Pengentasan Kemiskinan
- Festival Angkringan 2023 Dorong Ekonomi Kreatif di Kota Yogya
- Sukseskan Program KKBPK, Walikota dan Ketua TP PKK Raih Penghargaan
- Mengabdi Selama 40 Tahun, Riyati Terharu Ikuti Wisuda Calon Purna Tugas
Berita hangat
Rekomendasi berita
PWRI Kota Yogya Komitmen Sukseskan Pemilu 2024
Kampung Pantib Dukung Gerakan Kelola Sampah dari Rumah
Berada di Jeron Beteng, Pemkot Yogya Siap Bangun Pasar Kluwih
Tempati Gedung Baru, Kemantren Gondomanan Diminta Beri Pelayanan Terbaik
Tingkatkan Pembangunan Keagamaan, Pemkot Yogya Gelar FGD Lembaga Keagamaan Islam
Cegah Pneumonia, Pemkot Ajak Warga Lengkapi Imunisasi PCV
Buku Pintar 'Gema Tiker' Panduan Hadapi Kekerasan Perempuan dan Anak
Kota Yogya Ikuti Penilaian Nirwasita Tantra Kementrian Lingkungan Hidup